Melihat reaksi anggota parlemen dan rakyat yang mendukung keputusan Churchill pun sontak berubah pikiran. Ada dua kasus besar yang harus ditangani oleh Winston yang ditayangkan di dalam film ini. Pertama adalah keputusan untuk menyelematkan pasukan Inggris yang berada di Dunkirk karena pasukan Jerman sudah mengepung pesisir laut Inggris. Hal kedua adalah perjanjian damai dengan Jerman dengan bantuan mediasi dari Benito Mussolini/Italia.
Reputasi Churchill sebagai politisi hingga saat itu memang kurang menguntungkannya. Ia dianggap tidak dapat diandalkan dan kerap terburu-buru dalam mengambil keputusan, yang berakibat deadly sehingga menewaskan ribuan prajurit Inggris dalam perang-perang sebelumnya. JAKARTA, Indonesia — Aktor Gary Oldman sudah menggondol piala Golden Globe atas perannya sebagai mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dalam movie terbaru yang akan segera rilis di Indonesia, Darkest Hour.
Terpilih sebagai perdana menteri untuk menggantikan Neville Chamberlain, Churchill harus membuat keputusan untuk menjaga keutuhan negaranya dari ancaman Nazi. Film Darkest Hour mendapatkan $56.468.410 di Amerika Utara dan $93.734.766 di negara lain. Total pendapatan yang dihasilkan oleh film ini mencapai $150.203.176, melebihi anggaran produksi $30 juta. Film Darkest Hour mendapatkan evaluation positif dari para kritikus.
Film ini berkisah tentang Perdana Menteri Inggris Winston Churchill. Di movie ini, Winston Churchill diperankan oleh Gary Oldman. Churchill memilih tetap optimis meskipun Kabinet perang dan para Jendral terlihat putus asa menghadapi Jerman jam demi jam menguasai daratan Eropa.
Review Film Darkest Hour
Berdasarkan Rotten Tomatoes, film ini memiliki rating 84%, berdasarkan 269 ulasan, dengan ranking rata-rata 7,3/10. Berdasarkan Metacritic, film ini mendapatkan skor 75 dari a hundred, berdasarkan 50 kritik, menunjukkan “ulasan yang baik”. Dengan bantuan Elizabeth Layton, Winston bersiap untuk menghadap Parlemen, sementara Halifax menuntut agar Neville, yang merasa terpaksa, mengikuti rencana mereka untuk menggulingkan Winston.
Atau mungkin sejarah pembantaian manusia atas superioritas ras akan lebih panjang. Atau demokrasi dan hak asasi akhirnya tetap menang namun lebih lambat kemajuannya dibanding saat ini. Mereka sudah siap untuk dukung kebijakan berunding damai dengan Hitler. Perdana Menteri yang terhormat berbaur dengan mereka di kereta. Ada hukum Netrality Acts of 1930 di Amerika Serikat yang membatasi.
Kritikus film sudah memperkirakan ia juga akan menyabet Piala Oscar bulan depan. Film ini rasanya terlalu banyak menampilkan kebiasaan buruk seorang Winston yang tak bisa lepas dari cerutu dan whiskey. Penggambaran Winston yang doyan merokok dan minum bisa dibilang wajar sebagai contoh seorang pemikir keras. Namun, adegan-adegan merokok dan minum, yang memang akurat pada era tersebut, terasa terlalu banyak untuk ditampilkan karena sebagai movie untuk usia 13+, hal ini tentunya bisa menimbulkan dampak yang kurang baik.
Untungnya, dengan bantuan ahli sejarah dan baca banyak referensi buku, Oldman sukses mengadaptasi sikap Churchill dengan apik. Sejak awal, movie ini diberi nada-nada menegangkan yang seakan lo berada ditengah perang.
Hal itu bisa ngebantu lo untuk kembali belajar sejarah dunia. Dialog-dialog yang diucapkan para pemain juga ngasih petunjuk sejarah. Kalau lo mau tahu kisah selanjutnya, lo pun harus baca buku sejarahnya.
Bahkan Lord Halifax yang notabene Menteri Luar Inggris di bawah kepemimpinan Churchill menegaskan akan mengundurkan diri, jika Churchill tak mengambil langkah damai dengan Hitler dkk. Sebagai seorang Perdana Menteri yang cerdas dan cemerlang, Churchill mengemban tanggung jawab begitu berat paska menggantikan Neville Chamberlain pada tanggal 10 Mei 1940. Di usia 65 tahun, ia harus menghadapi situasi menyedihkan di Eropa. Dimana pasukan Nazi di bawah Hitler terus menyerbu negara-negara sekutu dan bersiap menginvasi Inggris.
Satu persatu menyatakan tekadnya melawan Hitler dengan senjata apapun yang mereka punya. Dengan lugu, mereka saling cerita apa yang akan mereka lakukan di jalan jika jumpa tentara Jerman.
Motivasi Elizabeth tetap bekerja pada Churchill, dia gak marah dibentak – malah nyalahin diri sendiri – sebenarnya juga cukup menarik. Ini bukan masalah karena Elizabeth pengen banget kerja untuk Perdana Menteri, tapi lantaran cewek ini begitu kagum kepada Churchill. Dia melihat si bapak tua sebagai seorang manusia, sama seperti film ini membuat kita melihat Oldman sebagai sosok yang manusiawi.
Transformasi Total Gary Oldman Di Film Darkest Hour
Uniknya, lo bakal menjumpai mobil-mobil antik dan gaya busana yang retro. Sayangnya, ada beberapa mobil terlihat lebih trendy dari zamannya.