Ingin Tahu Seperti Apa Susahnya Jadi Youtuber Amatir? Berikut Kisahnya ..
Berdasarkan CinemaScore, movie ini mendapatkan nilai “A+” dari penonton film untuk skala A+ sampai F. Tidak sia-sia, tulisannya mampu mengungkapkan sosok-sosok di balik kesuksesan NASA dan mengubah pandangan orang tentang kesetaraan gender. Sebenarnya sebelum filmnya muncul, Hidden Figures sudah ada dalam bentuk buku berjudul sama karangan Margot Lee Shetterly. Ia mulai mengerjakan buku ini sejak 2010 dan baru menerbitkannya enam tahun kemudian.
Kejadian seperti untold story ini bukan hanya mereka saja yang terjadi, tapi hal-hal seperti demikian bisanya terjadi dimana-mana. Terlebih khususnya orang-orang atau negara-negara yang pikirannya tidak mau dipublikasikan seperti orang yang mereka menggap tidak mampu dan dibawah jajahan. Hal lain mungkin karena mereka tidak mau kalau minoritas menjadi publik figur.
Merekakah sosok “tak terlihat” di balik reputasi NASA yang mengangkasa. Katherine, perempuan kulit hitam yang menentukan nasib roket Amerika terbang di lintasan mana dan mendarat di titik koordinat sebelah mana.
Hidden Figures mengisahkan tentang perjuangan tiga wanita kulit hitam dalam melawan diskriminasi di Amerika Serikat. Mary Jackson, salah satu dari perempuan itu, ahli teknik, yang karena warna kulit dan gendernya mendapatkan penolakan untuk menjadi teknisi di NASA, kecuali bila dia berhasil lulus di pendidikan tinggi yang khusus bagi kulit putih. Mary Jackson, salah satu dari perempuan itu, ahli teknik, yang karena warna kulit dan gendernya mendapatkan penolakan untuk menjadi teknisi di NASA, kecuali bila dia dapat lulus di pendidikan tinggi yang khusus bagi kulit putih. Tak hanya Katherine yang menjadi wanita kulit hitam dengan posisi penting di NASA. Ia memiliki dua sahabat yang tak kalah jenius yakni Dorothy Vaughan dan Mary Jackson .
Sinopsis Hidden Figures – Hidden Figures merupakan sebuah film yang menceritakan tentang iga orang wanita keturunan Afrika-Amerika yang berteman baik di badan antariksa NASA. Film ini mengangkat kisah tentang tiga orang wanita Amerika-Afrika yang berteman dan bekerja di NASA.
Menjadi sebuah blog movie independen tidaklah mudah di tengah besarnya bayang-bayang media entertainment yang sudah established sejak lama. Satu tahun pertama, bahan bakar untuk menjalankan blog hanyalah semangat semata. Akhir tahun kedua, operasional weblog sudah bisa saya gantungkan terhadap komisi iklan. Meski begitu, kalau boleh jujur, blog ini bisa dibilang tak pernah untung. Komisi iklan bahkan tak cukup untuk menutupi semua tiket bioskop yang pernah saya beli demi menulis evaluation.
Diskriminasi yang dirasakan Katherina terasa paling jelas karena seluruh rekan kerjanya berkulit putih dan hampir semuanya laki-laki. SERPONG, ULTIMAGZ.com — Selain media hiburan, movie juga bisa menjadi media untuk menyampaikan pesan politis atau bahkan pendirian politik tertentu.
UP bahkan pernah ditawarkan menjadi media companion dari POPCON Asia, salah satu occasion pop culture terbesar di Indonesia. UP juga pernah mendapat kehormatan untuk bergabung di komunitas Indonesian Film Critics yang menaungi berbagai kritikus dan blogger film lokal. Penempatan tersebut bukan hanya karena hasil pemikirannya berperan penting dalam kesuksesan peluncuran serta re-entry astronot John Glenn, namun juga karena ceritanya paling potensial untuk didramatisasi.
Shetterly mendapatkan inspirasi untuk menulis buku ini dari cerita ayahnya. Sejak tahun 1940an, NASA mulai memperkerjakan matematikawan orang kulit hitam yang disebut dengan “komputer”. Tugas mereka adalah menghitung angka-angka dan memecahkan masalah perhitungan buat proyek NASA. Dari sanalah, Shetterly mendengar cerita tentang Katherine Johnson, Mary Jackson, dan Dorothy Vaughan.
Efektif, Berikut Three Jenis Kondom Yang Populer Dan Aman Di Indonesia Serta Nyaman Digunakan
Pertama, saya mendapat wadah yang tepat untuk memuncratkan hobi saya ngobrolin movie. Dari sisi komersil, beberapa kali UP pernah diajak untuk bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti promotor event dan aplikasi ticketing.