Terkirim salam untuk Buya Hamka, semoga bahagia di alam sana. Tak hanya itu, kekuatan para pemain juga berbicara banyak dalam produksi anyar andalan Soraya Intercine Films untuk menutup tahun 2013 ini. Lihat saja Pevita Pearce yang mampu memberikan akting terbaiknya selain faktor over-shot penampilannya yang diakui mampu diterjemahkan Sunil dengan sangat estetik.
Untuk mengobati luka hati yang begitu parah ia ingin melupakan Hayati. Agar tidak teringat dengan semua kenangan, Zainuddin pergi merantau ke Batavia dan turut ditemani Muluk sang sahabatnya. Melihat kecantikan Hayati membuat Aziz jatuh hati.
Ini adalah romansa realita dan sama sekali tak terkesan dibuat-buat. Tiga tokoh utamanya bermain baik, namun Reza Rahardian memang lebih dominan dalam setiap kemunculannya. Walau banyak kelemahan di sana-sini, usaha sineas untuk membuat film ini dengan segala detilnya patut diapresiasi tinggi. Inti kisah filmnya sebenarnya tidak bicara tentang roman atau adat, namun justru pada bagaimana seseorang bisa bangkit dari keterpurukan. Well, itulah yang bisa saya jabarkan dalam tulisan saya ini.
Sebelum Zainuddin pergi, mereka berdua bertemu sebagai salam perpisahan. Zainuddin menyatakan sangat berat untuk berpisah dengan Hayati. Namun hatinya menjadi tegar ketika Hayati menyatakan sumpahnya bahwa Zainuddin adalah lelaki yang pantas menjadi pendampingnya kelak.
Seluruh kostum dalam film ini dibuat oleh perancang busana Samuel Wattimena. Riset yang dilakukan untuk latar dan properti otentik seperti mobil, baju, dan barang-barang era 1930-an, juga membutuhkan waktu yang tak singkat.
Kepulangan Hayati sudah dipersiapkan Zainuddin dengan naik kapal mewahmilik BelandaVan der Wijk dari pelabuhan Tanjung Perak. Hayati pun pasrah dan menuruti kemauan Zainuddin, ia pun menitipkan surat kepada Muluk buat Zainuddin ketika akan naik kapal. Ia pun mengetahui bahwa Hayati masih mencintai Zainuddin.
Film Rafathar Siap Hiasi Lebaran Hari Pertama, Ini Sinopsisnya!
Selama liburan Aziz turut menemani termasuk saat mengunjungi area pacuan kuda. Alih-alih dapat melepas rindu, untuk saling bercakap pun tidak sempat hanya bisa berpandang mata sebab harus menyesuaikan “acara” dari genk keluarga Khatijah itu. Upaya memisahkan adalah dengan “mengusir” Zainuddin dari Batipuh. Caranya cukup halus dengan menyarankan Zainuddin agar dapat belajar ilmu di kota yang tepat yaitu di Padang Panjang. Dengan berat hati Zainuddin menerima usiran itu.